Senin, 07 Mei 2012

LAPORAN HASIL OBSERVASI BIMBINGAN KONSELING
DI SD NEGERI 101788 MARINDAL I
KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG
D
I
S
U
                                                                 S                           
U
N

OLEH
LENAWANTY TOGATOROP
111 3 111 035
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang utama, penulis memanjatkan puji dan sykur kepada Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi ini sesuai  waktu yang telah di tentukan.
 Saya juga sangat berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi ini di sekolah tersebut , khususnya bagi Kepala Sekolah, wali kelas dan siswa yang saya observasi, karena atas kerja sama yang baik saya bias mengerjakan laporan ini.
Laporan ini disusun dalam  rangka memenuhi salah satu  tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 April 2012.Observasi ini dilakukan di SD Negeri NO. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, penulis menyadari laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan  kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, April 2012

Lena Wanty




BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Setiap individu mempunyai keunikan masing-masing, mempunyai kemampuan dan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran, hingga yang lamban. Mulai dari siswa yang berprestasi, hingga anak yang sarat akan masalah.
Pada setiap kelas di Sekolah Dasar tidak jarang dijumpai peserta didik yang bermasalah baik dalam hal interaksi dengan sesama temannya, maupun dalam hal belajar. Mereka dapat dikategorikan sebagai kelompok yang menuntut layanan bimbingan yang khusus. Temuan lapangan Sunaryo dkk dalam Sunaryo menunjukkan bahwa masalah-masalah siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial.
Adanya rentang keragaman individual siswa yang amat lebar memunculkan populasi khusus target layanan bimbingan, antara lain mencakup:
a.       siswa dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi
b.      siswa yang mengalami kesulitan belajar
c.       siswa dengan perilaku bermasalah.
Untuk itu guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul data serta penggunannya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut sangat berguna dalam mengidentifikasi peserta didik.



2.      Rumusan Masalah
Pada penelitian kali ini, penulis memfokuskan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan anak yang berprestasi pada kelas VI di SDN No. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
3.      Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi peserta didik yang bermasalah di kelas VI di SDN No. 101788  Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Tak hanya itu, penulis pun mencari solusi masalah tersebut.
4.      Manfaat
Laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis, karena:
a.       Memberikan kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari, mengamati, dan mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
b.      Melatih kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
c.       Memberikan kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk lebih mengenal calon anak didiknya dalam berbagai aspek yang ada dalam diri mereka dan masalah yang mereka hadapi, khususnya anak yang berkesulitan belajar.
d.      Sebagai pedoman untuk pembelajaran.
e.       Sebagai motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan anak atau siswa.
Tidak hanya bagi penulis, laporan ini juga bermanfaat bagi pembaca, karena:
a. Mengetahui akan masalah yang dihadapi seorang siswa yang mungkin kita tidak menyadarinya.
b.  Lebih mendekatkan pembaca khususnya orang tua dengan anaknya, dengan memberikan perhatian, kesempatan dan motivasi bagi mereka.
c.  Menumbuhkan rasa ingin tahu dan kepedulian akan masalah yang dihadapi oleh siswa.

5.      Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan berbagai macam teknik, diantaranya,angket, dokumen, dan wawancara.
6.      Waktu dan Tempat
Penulis melakukan beberapa kali kunjungan ke SDN No. 101788  Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, yakni tanggal 26 dan tanggal 27 April 2012.


BAB II
LANDASAN TEORI
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan cara, prosedur dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri sebagai personal yang unik.
Dilihat dari fungsi bimbingan atau penyuluhan itu bersifat pencegahan, pengembangan, dan penyembuhan.
Adapun beberapa fungsi bimbingan di SD, antara lain:
a.    Penyuluhan (distributive)
b.    Pengadaptasian (adaptive)
c.    Penyesuaian (adjustive)
Jenis dan layanan bimbingan berupa bantuan-bantuan diantaranya:
a.    Pemberian informasi sebagai orientasi
b.    Bantuan untuk menyesuaikan diri
c.    Penyuluhan tentang perkembangan individu.
Penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.





A.    Pengertian anak kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.

Berbagai masalah anak kesulitan belajar secara umum menyangkut kemampuan akademik dasar seperti calistung (membaca,menulis, dan berhitung). Hal ini menyebabkan anak kesulitan belajar sulituntuk diidentifikasi hingga mereka masuk sekolah dan mengalamimasalah prestasi akademis. Tanda anak yang mengidap kesulitan belajar antara lain:
a.       Perkembangan terlambat Secara performance anak yang jauh tertinggal dengan teman seusianya menjadi indikator adanya kelainan perkembangan pada anak berkesulitan belajar. Perkembangan ini menyangkut keterlambatan berbahasa, misal: sulit mengerti kata -kata, sulitberbicara sesuai dengan anak sebayanya. Keterlambatan ini juga bisa dilihat dari proses pertumbuhanya, seperti terlambat berjalan atau terlambat berdiri. Hal lain, ketertinggalan dalam memahami arah,mengenal bentuk huruf, pelafalan kata atau hitungan. Hasil studimenunjukan anak yang terlambat perkembangannya juga mengalamiketerlambatan di sekolah.

b.       Penampilan tak konsisten.Anak kesulitan belajar mampu melakukan soal matematika dari guru saat ini, tapi jika mendapat soal itu pada pekan depan ia takmampu untuk menyelesaikannya. Kesulitan ini diprediksi karenakemampuan mengingatnya. Ketidak-konsisten anak kesulitan belajarjuga bisa berupa tulisan yang jelek namun hasil lukisanya bagus, danbisa juga, lebih bisa mengerjakan sesuatu dengan baik di rumahdaripada di sekolah.

c.        Kehilangan minat belajarSebenarnya anak kesulitan belajar suka belajar, namunantusiamenya kian berkurang begitu masuk sekolah karenamengalami gangguan pemrosesan informasi yang butuh daya ingatdan pengorganisasian informasi dalam jumlah besar. Tanda tandayang bisa dilihat dengan jelas: suka menunda-nunda pekerjaan, sepertimengerjakan tugas belum selesai dan mengatakan akanmengerjakannya di sekolah.


d.      Tak mencapai prestasi seperti yang diharapkanAdanya kesenjangan antara potensi dan prestasi yangditunjukan anak dapat menjadi ciri utama bagi yang mengalamikesulitan belajar. Misal, anak 8 tahun kelas tiga SD, dengan IQ 139dengan kemampuanya bisa menguasai materi kelas 4 bahkan kelas 5.hambatan ini disebabkan ketidakmampuan belajar mandiri.

e.        Masalah tingkah laku yang menetapAnak kesulitan belajar umumnya mempunyai masalahperilaku. Masalah perilaku ini, seperti cepat mengambek dan marah.Anak yang mengalami kesulitan persepsi visual dan bahasa akan sulitmemahami dan mengingat informasi, sehingga sering terke san sukardiatur dan kasar. Tingkah laku ini tentunya tidak disadari oleh anak.Kesulitan muncul saat anak masuk sekolah, karena sekolah secarainten menuntutnya berperilaku baik. Di sekolah mungkin ia berhasilmengendalikan diri, namun di rumah ada peruba han mood yangmencolok. Hal ini yang menyebabkan anak learning disabilitiessering dianggap keras kepala, malas, tak peka, tak bertanggung jawab,dan tak mau bekerja sama.
Karakteristik kesulitan belajar yang ditemukan pada murid kecendrungan menunjukkan kesulitan dalam hal-hal berikut :
a. Aspek Kognitif
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalah-masalah khusus, seperti : kemampuan membaca, menulis mendengarkan, berpikir dan matematis.
Kasus kesulitan membaca (dyslexia) yang sering ditemukan di sekolah merupakan contoh klasik kurang berfungsinya aspek kognitif anak yang mengalami tuna cakap belajar. Kasus-kasus ini membuktikan bahwa anak tuna cakap belajar memiliki kemempuan kognitif yang normal, akan tetapi kemempuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik (academic retardation), yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya dilakukan dengan apa yang dicapainya secara nyata.




b. Aspek Bahasa
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengekspresikan diri, baik secara lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata lain murid yang mengalami tuna cakap belajar dalam aspek bahasa,cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami bahasa (bahasa reseptif ) serta dalam mengekpresikan diri secara verbal (bahasa ekspresif).
c. Aspek motorik
Masalah motorik murupakan salah satu masalah yang dikaitkan dengan murid tuna cakap belajar yang behubungan dengan keulitan dalam keterampilan motorik-perseptual (perceptual-motorproblem) yang deperlukan untuk mengembangakan keterampilan meniru rancangan atau pola, kemampuan ini diperlukan untuk menggambar, menulis menggunakan gunting, serta sangat diperlukan koordinasi yang baik antara tangan dan mata, yang dalam banyak hal koordinasi tersebut kurang dimanfaatkan murid yang mengalami tuna cakap belajar.
d. Aspek Sosial dan Emosi
Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteistik social-emosional murid tuna cakap belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsif-an. Kelebihan emosional ditunjukkan sering berubahnya suasana hati dan temperamen yang menyebabkan lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan.
Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Kesulitan Belajar
Jerome Rosner  (1993) melihat bahwa hal-hal yang paling umum, yang secara langsung berkaitan dengan masalah kesulitan khususnya dalam ketunacakapan belajar murid di tingkat sekolah dasar ialah keterlambatan dalam perkembangan ketermpilan perseptual dan kecakapan berbahasa.
Selanjutnya, kephart (1967) mengelompokkan penyebab ketuna cakapan belajar kedalam katagori utama yaitu :


Kerusakan Otak
Kerusakan otak berarti terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam satu kasus encephalitis, meningitis, toksik. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan gangguan fungsi otak yang diperlukan untuk prosis belajar pada anak remaja. Pada anak yang mengalami minimal brain dysfunction pada saat lahir akan menjadi masalah besar pada saat anak mengalami proses belajar.
b. Faktor Gangguan Emosional
Gangguan emosional terjadi karena adanya trauma emosional yang berkepanjangan sehingga menggangu hubungan fungsional sistem urat syaraf
c. Faktor “Pengalaman”
Faktor pengalaman mencakup faktor-faktor seperti kesenjangan perkembangan dengan kemiskinan pengalaman lingkungannya. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh anak yang terbatas memperoleh rangsangan lingkungan yang layak atau tidak memperoleh kesempatan menangani peralatan atau mainan tertentu, kesempatan seperti ini dapat mempermudah anak dalam mengembangkan keterampilan manipulatif dalam penggunaan alat tulis seperti pensil atau bollpoint.
Biasanya kemiskinan pengalaman ini berkaitan erat dengan konisi sosial ekonomi orang tua, sehingga seringkali juga berkaitan erat dengan masalah kekurangan gizi yang pada akhirnya dapat mengganggu perkembangan dan keberfungsian otak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Anak
1. Rumah atau Keluarga.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan kondisi rumahnya. Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak seperti
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Brecknridge dan Vincent mengemukakan pentingnya rumah bagi perkembangan kepribadian anak yaitu sebagai berikut:
a.    Rumah adalah tempat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan fisik dan kebutuhan-kebutuhan psikologis anak,
b.    Rumah adalah tempat untuk belajar,
c.    Rumah adalah tempat untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman dalam menerima dan juga untuk menghadapi orang lain,
d.   Rumah adalah tempat untuk beristirahat setelah melakukan aktivitas.

2. Sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.
Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Seorang pengajar merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak.
McDonald mengemukakan sebagai berikut “sekolah adalah lingkungan yang khusus untuk mengubah tingkah laku secara menetap dalam hubungan dengan seluruh perkembangan pribadinya sebagai masyarakat.”
Seorang pendidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. pendidik yang memberikan pandangan hidup yang keliru terhadap anak akan memberikan dampak atau pengaruh buruk terhadap perkembangan kepribadian anak tersebut.

3. Lingkungan sosial (faktor sosiologis)
Lingkungan sosial adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada seorang anak (contohnya tidak hormat kepada guru, berbohong, mencontek, melanggar aturan atau norma-norma sosial). Semakin pesatnya kemajuan dan semakin kompleksnya masyarakat sekarang, maka semakin banyak juga anak yang tidak mampu melakukan penyesuaian terhadap pelbagai perubahan sosial yang ada.
4. Media Elektronik dan Cetak.
Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagai mana yang ia peroleh dari kedua media ini.
a. Radio dan Televisi
Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak. Namun kedua media tersebut bisa menimbulkan pengaruh negative terhadap kepribadian anak misalnya melalui tayangan film-film horor atau mistik Menampilkan orang-orang yang tidak menutup aurat dan mengajak anak-anak untuk hidup penuh romantis atau berduaan antara wanita dan laki-laki. Lebih parah lagi, film-film sejenis itu banyak ditayangkan dan cukup banyak diminati oleh kalangan muda dan orang dewasa.
Acara televisi seperti itu sangat berbahaya. Ia dapat menghancurkan kepribadian dan akhlak anak, sehingga para pemuda menjadi generasi yang labil dan lemah, tidak memiliki kepribadian.
b. Internet.
Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap anak dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran.
c. Majalah dan Cerpen Anak
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah yang beredar baik majalah anak-anak maupun majalah remaja, isinya banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup konsumtif. Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah. Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang sangat urgen, memiliki pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku serta pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai kisah, karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan kesatriaan.
d. Komik dan Novel.
Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja, bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan



5. Teman dan Sahabat.
Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua.
6. Jalanan.
Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.
Di sela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta tingkah laku temannya atau orang yang sedang lewat; sehingga terkadang mampu merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan rusak, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka mereka lebih cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.
7. Pembantu dan Tetangga.
Para pembantu memiliki peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena pembantu mempunyai waktu yang relatif lama tinggal bersama anak, terutama pada usia balita. Sedangkan pada fase tersebut, anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh. Pada masa usia itu merupakan masa awal pembentukan pemikiran dan aqidah, serta emosional. Begitu juga tetangga, mereka bisa membawa pengaruh, karena anak-anak kita kadang harus bermain ke rumahnya.















BAB IV
HASIL OBSERVASI
A.    IDENTIFIKASI

B.     IDENTITAS SEKOLAH

NAMA SEKOLAH                              : SDN NO. 101788 MARINDAL I
KEC. PATUMBAK  KAB. DELI SERDANG
NSS / Nomor Statistik  Sekolah                        : 101070105001
ALAMAT                                            : JL. PTPN II MARINDAL I

C.    IDENTITAS KEPALA SEKOLAH

NAMA                                                 : LUMI MANULLANG, S.Pd
NIP                                                      : 19571102 197801 2 004
ALAMAT                                            : JL. BAJAK II H GG. SEKOLAH  NO. 247
                                                              MARINDAL I

D.    IDENTITAS SISWA BERMASALAH

NAMA                                                 : RIVALDO HERMAWAN ZEGA
KELAS                                                            : VI (ENAM)
ALAMAT                                            : JL. KONGSI GG FAMILY
MASALAH                                          :KURANG MEMAHAMI PELAJARAN DAN SERING BERKELAHI DENGAN TEMANNYA

E.     IDENTITAS SISWA BERPRESTASI

NAMA                                     : LAZUARDI KESUMA
KELAS                                                : VI (ENAM)
ALAMAT                                : PERUMAHAN SD 101788 MARINDAL I
PRESTASI                               : SELALU JUARA I DARI KELAS I- VI
                                                               SERING MEMENANGKAN LOMBA 
                                                  ANTAR SEKOLAH

Daftar Pertanyaan Yang di Ajukan kepada Siswa yang bermasalah
No
Pertanyaan Mahasiswa
Jawaban siswa
1
Adik rivaldo, masalah apa saja yang sering kamu hadapi di kelas?
Suka nggak ngerti pelajaran kak.
2
Pelajaran apa saja yang susah menurut adik?
Bahasa Indonesia, PKN, (Matematika kadang susah kadang gampang)
3
Pelajaran apa yang kamu sukai dik?
IPA kak
4
Kenapa adik tidak suka dengan pelajaran bahasa Indonesia, PKN, dan matematika?
Ya susah aja kak, banyak main-main
5
Apa tidak dimarahi guru main – main di kelas?
Ya dimarahi lah ka
6
Di rumah suka belajar ka?
Nggak pernah kak.
7
Apa orang tua adek pernah menyuruh adek belajar jika berada di rumah?
Kadang- kadang kak, kadang marah, kadang nggak juga.
8
Kalau di rumah tidur jam berapa?
Kalau nggak jam 9, jam 10
9
Pernah berantem di sekolah atau di kelas dik?
Pernah kak. Sama kawanku, aku diam saja dilotaki nya, trus pas aku berkelahi aku dorong kawanku.
10
Pernah di bawa ke kantor karena berkelahi?
Pernah kak
11
Apa yang dilakukan guru kepadamu di kantor?
Ya…. Dinasihati guru biar nggak gitu lagi
12
Hobby adik apa?
Berenang, main bola, suka main internet.
13
Internet,,,,? Kapan saja adik main internet, kan adik sekolah?
Pulang sekolah kak.
14
Di internet buka apa saja dik?
Kalau nggak game, facebook.
15
Biasanya sampai berapa lama main internet dik?
Kadang 1 jam kadang sampai 5 jam.
16
Berapa 1 jam dik?
1 jam 2 ribu kak.
17
Biasanya berapa uang jajan di kasih mamak?
Kadang 1 ribu, kadang 2 ribu
18
Main internet uangnya darimana?
Kadang minta mamak, tapi suka kena marah kalau lama-lama”kenapa lama-lama disitu, bukannya ngerjain PR kau disitu, habis-habisin duit saja kau” gitu kata mamak.
19
Kalau tidak dikasih mamak uang, trus darimana uangnya?
Cari botot-botot kak sama kawan.
20
Biasanya dapatnya berapa?
53 ribu
21
Pernah tinggal kelas atau mendapat nilai merah di raport nggak dik?
Kalau tinggal kelas nggak pernah kak, tapi kalau dapat nilai merah pernah.
22
Apa kata guru dan orang tua adek kalau mendapat nilai merah?
Kata mamak” rajin-rajin belajar, biar nggak bodoh terus.


Daftar Pertanyaan Yang Di Ajukan Kepada Anak yang Berprestasi

No
pertanyaan mahasiswa
jawaban siswa
1
Adik , juara berapa di kelas?
Juara 1
2
Sudah berapa kali adik juara di kelas?
Mulai dari kelas 1 sampai sekarang kak
3
Apa yang mendorong adik, supaya tetap berprestasi?
Diri sendiri, dan keadaan orangtua kak.
4
Memangnya apa cita- cita mu dik?
Aku mau jadi pilot kak.
5
Apa motivasi dari orang tua ketika adik mendapat juara?
Orang tua bilang supaya lebih giat belajar.
6
Apakah orang tua adik pernah memberi hadiah ketika adik mendapat juara?
Tidak pernah kak.
7
Kalau dari guru, apa motivasi yang diberikan sama adik?
Motivasinya sama seperti orang tua saya kak.
8
Apa hadiah yang diberikan sekolah bagi anak – anak yang berprestasi?
Biasanya bukun kak.
9
Apa kegiatan adik setelah pulang sekolah?
Bantuin orang tua jualan, belajar dan nonton TV kak.
10
Jam berapa biasnya adik belajar dirumah?
Saya belajar siap makan malam kak
11
Kira – kira berapa jam adik belajar?
Kira 2 jam kak
12
Kalau belajar dirumah , apakah orang tua adik ikut membantu adik mengerjakan tugas?
Iya kak, diajari sama mamak
13
Berapa adik bersaudara?
2 orang kak
14
Pernahkah adik diganggu teman, waktu belajar di kelas?
Pernah kak
15
Terus apa yang yang adik lakukan?
Didiamin saja kak, tapi kadang – kadang saya marah
16
Pelajaran apa yang paling disukai adik dan yang tidak disukai adik?
Saya suka pelajaran IPA kak, yang tidak saya sukai pelajaran Matematika
17
Pernah nggak adik ikut olimpiade?
Pernah kak
18
Olimpiade apa dik?
Olimpiade MIPA se- kabupaten, dan olimpiade semua mata pelajaran se-kecamatan
19
Adik juara berapa?
Semua juara 1 kak
20
Waktu kelas berapa adik mengikuti olimpiade itu?
Waktu kelas 4 dan kelas 5






SOLUSI YANG DIBERIKAN GURU
Langkah-langkah dalam pemberian layanan kompensasi adalah sebagai berikut:
1.    Guru memahami dan memastikan bahwa murid memiliki pengetahuan faktual yang diperlukan dalam mempelajari bahan ajaran.
2.    Guru membatasi jumlah informasi baru kepada hal-hal yang tercantum pada bahan atau unit ajaran dan sampaikan sedikit demi sedikit. Jika perlu gunakan sistem jembatan keledai.
3.    Guru menyajikan informasi secara jelas tentang apa yang harus murid pelajari.
4.    Guru menyatakan secara eksplisit bahwa informasi yang diajarkan berkaitand engan informasi yang telah dimiliki murid
5.    Jika murid sudah mampi menguasai unit-unit kecil, perkenalkan dia kepada unit-unit yang lebih besar.
6.    Guru menyiapkan pengalaman ulang untuk memperkuat informasi baru dalam ingatan murid
7.    Guru melakukan drill dan latihan yang paling efektif, jika perlu  minta murid mengatakan dan menuliskan apa yang dia lihat dan dengar.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan orang tua dalam menangani masalah ini.
1.    Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya.
2.    Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
3.    Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
4.    Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya.
5.    Selalu berprasangka baik terhadap anak.
6.    Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
7.    Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.


BAB V
KESIMPULAN
Kesulitan belajar adalah keragaman kelompok yang mengalami gangguan yang diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan yang dapat menimbulkan gangguan proses belajar
Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar dikelompokkan kedalam dua kategori utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minimal brain dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak), kelemahan perceptual, males belajar, kelemahan dalam membaca (dyslexia), dan bawaan. Sedangkan faktor Ekstern (dari luar diri anak) yaitu lingkungan yang tidak mendukung, beban pikiran karena masalah dengan keluarga, tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga dan tidak adanya bimbingan atau pengarahan.
Dari kasus yang penulis temukan di lapangan, faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa yang bersangkutan adalah faktor pola asuh keluarga yang salah dan tidak adanya bimbingan atau pengarahan di rumah. Bimbingan yang telah diberikan guru belum membuahkan hasil. Karena anak masih sulit untuk belajar dengan tekun di rumah. Sebaik apapun usaha yang dilakukan oleh guru, namun yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu bimbingan adalah anak itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA

Setiawati, dan Ni’ mah Chudari, Ima. 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press
Sunaryo, dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Das